tahap-tahap perkembangan peserta didik pada usia sekolah menengah(SMA/MA)
Tugas 9
Sabtu, 19 mei 2018
Nama :Nurul Hikni
Nim :E1B017048
Email :nurulhikni884@gmail.com
Blog :nurulhikni1717.blogspot.com
No.Hp :081907816711
TAHAP-TAHAP
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PERIODE
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Anak usia SMA sebagai individu yang berada pada tahap
yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu. Ketidakjelasan
ini karena mereka berada pada periode transisi, yaitu dari periode kanak-kanak
menuju periode orang dewasa.
Perubahan-perubahan tersebut akhirnya berdampak pada
perkembangan kognitif, afektif, dan juga psikomotorik mereka.
1. Perkembangan aspek kognitif
Pada masa remaja terjadi kematangan intelektualitas
yang berkembang bersamaan dengan kematangan organ seksualnya. Selain terjadi
perubahan fisik dan sosial, juga terjadi perubahan dalam cara berfikir dan
pengolahan informasi. Pada saat remaja mereka mengalami periode
individualisasi, di mana mereka mengembangkan identitas diri mereka dan membentuk
pendapat sendiri yang mungkin berbeda dengan orang tuanya. Mereka mengalami
deidelalisasi terhadap orang tua. Remaja mulai menyadari bahwa orang tua mereka
tidak selalu benar. Akibatnya, sering terjadi konflik antara orang tua dan anak
remaja, yang umumnya berkisar pada perbedaan antara orang tua dan anak remaja
tentang bagaimana mereka memandang dan mendefinisikan aturan keluarga dan
aturan sosial lainnya.
Remaja mulai merasa bahwa pemecahan masalah merupakan
pilihan pribadi, bukan pendapat orang tua. Meskipun konflik di atas dapat
menimbulkan masalah, tapi hal tersebut merupakan perkembangan yang normal,
bukan merupakan suatu ancaman terhadap hubungan antara orang tua dan anak.
Selain harus berfikir kritis, hendaknya remaja juga menyadari bahwa mereka harus
menghargai orang tuanya dan tetapt meminta nasehat-nasehatnya. Oleh karena itu
konflik antara mereka akan menjadi proses untuk menjadi orang dewasa bagi anak.
2. Perkembangan aspek afektif
Masa remaja dikenal dengan masa storm and stress,
yaitu terjadinya pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang
pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi. Pada masa remaja (usia
12-21 tahun) terdapat beberapa fase, antara lain :
a. Fase remaja awal (12-15 tahun)
b. Fase remaja pertengahan (15-18
tahun)
c. Fase remaja akhir (18-21 tahun)
Di antara fase-fase tersebut juga terdapat fase
pubertas (11/12-16 tahun) yang terkadang menjadi masalah tersendiri bagi remaja
dalam menghadapinya. Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak lepas dari
bermacam-macam pengaruh, seperti pengaruh lingkungan tempat tinggal, keluarga,
sekolah, dan teman-teman sebaya, serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya
dalam kehidupan sehari-hari. Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial
tempat berinteraksi, membuat mereka tertuntut untuk menyesuaikan diri secara
efektif. Proses penyesuaian diri tersebut tak jarang menimbulkan masalah bagi
remaja, misalnya remaja menjadi sering melamun, mudah marah, dan menginginkan
kebebasan tanpa batas pada dirinya.
Sehubungan dengan emosi remaja yang sering melamun dan
sulit diterka, maka satu-satunya upaya yang dapat guru lakukan adalah
memperlakukan peserta didik seprti orang dewasa yang penuh dengan rasa tanggung
jawab moral. Dalam hal ini, guru dapat membantu mereka bertingkah laku
progresif untuk mencapai keberhasilan dalam pekerjaan atau tugas-tugas
sekolahnya. Salah satu cara yang mendasarinya adalah dengan memotivasi mereka
untuk bersaing dengan diri sendiri.
3. Perkembangan aspek psikomotorik
Kemampuan psikomotorik ini berkaitan dengan
keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang
memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. Perkembangan psikomotorik yang
dilalui oleh peserta didik SMA memiliki kekhususan yang antara lain ditandai
oleh perubahan-perubahan ukuran tubuh, ciri kelamin yang primer, dan ciri
kelamin yang sekunder. Perubahan-perubahan tersebut dikelompokkan dalam dua
kategori besar, yaitu percepatan pertumbuhan dan proses kematangan seksual yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Perubahan-perubahan fisik tersebut merupakan gejala
umum dalam pertumbuhan peserta didik SMA. Perubahan-perubahan fisik tersebut
bukan hanya berhubungan dengan bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya
proporsi tubuh saja, akan tetapi juga meliputi ciri-ciri yang terdapat pada
kelamin primer dan sekunder. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya
mengikuti irama tertentu. Hal ini terjadi karena pengaruh faktor keluarga,
gizi, emosi, jenis kelamin, dan kesehatan.
Peubahan-perubahan yang dialami peserta didik SMA
mempengaruhi perkembangan tingkah laku yang ditampakkan pada perilaku yang
canggung dalam proses penyesuaian diri mereka, isolasi diri dan kelompok dari
pergaulan, perilaku emosional, imitasi berlebihan, dan lain-lain.
Komentar
Posting Komentar