tahap perkembangan peserta didik sekolah menengah(SMP/MTS)
Tugas 8
Sabtu 12, Mei 2018
Nama : Nurul Hikni
Nim : E1B017048
Email : nurulhikni884@gmail.com
Blog :nurulhikni1717.blogspot.com
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH
(SMP/MTS)
Saya setuju
dengan perkembangan perkembangan berikut ini, karena semuanya hampir saya alami
dulu waktu duduk di bangku SMP.
1. Perkembangan
aspek kognitif
Saya setuju Pada tahap ini operasi mental pada anak tidak
lagi terjadi pada objek konkret, tapi juga dapat diaplikasikan pada kalimat
verbal atau logika, yang tidak hanya menjangkau kenyataan melainkan juga
kemungkinan, tidak hanya menjangkau masa kini tetapi juga masa depan.Dengan
demikian pada tahap ini peserta didik sudah dapat berfikir secara abstrak dan
hipotetis sehingga mereka mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin
terjadi yang merupakan sesuatu yang bersifat abstrak.
Peserta didik pada tahap formal operasional dapat
mengintegrasikan apa yang telah mereka pelajari dengan tantangan di masa
mendatang dan membuat rencana untuk masa depan. Mereka juga mampu berfikir
secara sistematik, mampu berfikir bukan hanya dalam apa yang terjadi tetapi
berfikir dalam kerangka apa yang mungkin terjadi. Mereka memikirkan semua
kemungkinan secara sistematik untuk memecahkan permasalahan. Sebuah mobil yang
tiba-tiba mogok misalnya, bagi peserta didik yang berada pada tahap operasional
konkret (SD) akan mengambil kesimpulan bahwa mobil bensinnya habis, jadi mogok.
Dia hanya menghubungkan sebab-akibat dalam satu rangkaian. Lain halnya dengan
peserta didik pada tahap formal operasional (SMP), dia memikirkan beberapa
kemungkinan mengapa mobilnya mogok, seperti mungkin businya mati, mungkin
platinanya atau kemungkinan-kemungkinan lain yang membrikan dasar bagi
pemikirannya.
2. Perkembangan
aspek afektif
Saya juga setuju keberhasilan proses pendidikan juga
ditentukan oleh keberhasilan dalam perkembangan aspek afektif peserta didik.
Bloom memberikan definisi tentang aspek afektif yang terbagi atas lima tataran
afektif yang berimplikasi pada peserta didik di SMP sebagai berikut :
a. Sadar akan
situasi, fenomena di masyarakat dan objek di sekitarnya.
b. Responsih
terhadap stimulus-stimulus yang ada di lingkungan mereka.
c. Mampu
menilai.
d. Sudah mulai
bisa mengorganisir nilai-nilai dalam suatu sistem dan menentukan hubungan di
antara nilai-nilai yang ada.
e. Sudah mulai
memiliki karakteristik dan mengetahui karakteristik tersebut.
Faktor individu yang lebih spesifik dalam tingkah laku
peserta didik yang sangat penting dalam penguasaan materi pendidikan meliputi :
a. Self-esteem,
yaitu penghargaan seseorang yang diberikan seseorang kepada dirinya.
b.
Inhibition,yaitu sikap mempertahankan diri atau melindungi ego.
c. Anxiety,
yaitu kecemasan yang meliputi rasa frustasi, khawatir, tegang, dan sebagainya.
d. Motivastion,
merupakan dorongan untuk melakukan suatu kegiatan.
e. Risk-taking,
yaitu keberanian mengambil resiko.
f. Empati, yaitu
sifat yang berkaitan dengan pelibatan diri individu pada perasaan orang lain.
3. Perkembangan
aspek psikomotorik
Perkembangan aspek-aspek psikomotorik peserta didik SMP
melalui tahap-tahap berikut ini :
1. Tahap kognitif
Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku
dan lambat. Hal ini terjadi karena peserta didik masih dalam taraf belajar
untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. Mereka harus berfikir terlebih dahulu
sebelum melakukan suatu gerakan. Pada tahap ini peserta didik sering membuat
kesalahan yang kadang-kadang membuat mereka merasa frustasi. Melakukan
kesalahan atau percobaan merupakan hal yang penting dalam proses pendidikan.
2. Tahap
asosiatif
Pada tahap ini peserta didik membutuhkan waktu yang lebih
pendek untuk memikirkan tentang gerakan-gerakan yang akan dilakukannya. Mereka
mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan
yang sudah dikenalnya. Tahap ini merupakan tahap pertengahan dalam perkembangan
aspek psikomotorik peserta didik.
3. Tahap otonomi
Pada tahap ini peserta didik telah mencapai tingkat otonomi
yang tinggi. Proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun mereka tetap dapat
memperbaiki gerakan-gerakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap otonomi
dikarenakan peserta didik sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk
melakukan gerakan-gerakan. Pada tahap ini, gerakan-gerakan mereka telah
dilakukan secara spontan sehingga gerakan-gerakan yang dilakukannya tidak
Komentar
Posting Komentar